Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, di pakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa keuntungan nyata atas jembatan pembanding kapasitansi. Walaupun jembatan Schering digunakan untuk pengukuran kapasitansi dalam pengertian yang umum, dia terutama sangat bermanfaat guna mengukur sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦.
Susunan rangkaian dasar ditunjukkan pada gambar diatas, dan pemeriksaan rangkaian menunjukkan suatu kemiripan yang kuat terhadap jembatan pembanding. Perhatikan bahwa lengan 1 sekarang mengandung suatu kombinasi parallel dari sebuah tahanan dan sebuah kapasitor, dan lengan standar hanya berisi sebuah kapasitor. Biasanya kapasitor standar adalah sebuah kapasitor mika bermutu tinggi dalam pemakaian pengukuran yang umum, atau sebuah kapasitor udara guna pengukuran isolasi.
Sebuah kapasitor udara yang dirancang secara ceremat memiliki nilai yang sangat stabil dan medan listrik yang sangat kecil; bahan isolasi yang akan diuji dapat dengan mudah dihindari dari setiap medan yang kuat.
Persyaratan setimbang menginginkan bahwa jumlah sudut fasa lengan 1 dan lengan 4 sama dengan jumlah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3. Karena kapasitor standar berada dalam lengan 3, jumlah sudut fasa lengan 2 dan 3 akan menjadi 0◦+90◦=90◦. Agar menghasilkan sudut fasa 90◦ yang diperlukan untuk kesetimbangan, jumlah sudut fasa antara lengan 1 dan 4 harus sama dengan 90◦. Karena dalam pekerjaan pengukuran yang umum besaran yang tidak diketahui akan memiliki sudut fasa yang lebih kecil dari 90◦, maka lengan 1 perlu diberi suatu sudut kapasitif yang kecil dengan menghubungkan kapasitor C1 paralel terhadap R1. Suatu sudut kapasitif yang kecil sangat mudah diperoleh, yakni dengan menghubungkan sebuah kapasitor kecil terhadap R1
Persamaan kesetimbangan diturunkan dengan cara yang biasa dengan memasukkan nilai-nilai impedansi dan admitansi yang memenuhi ke dalam persamaan umum kita peroleh,
Zx = Z2Z3Y1 ...(1.0)
Rx – j/ωCx = R2(-j/ωC3)(1/R1+jωC1) ...(1.1)
Dan dengan menghilangkan tanda kurung,
Rx – j/ωCx = R2C1/C3 – jR2/ωC3R1 ...(1.2)
Dengan menyamakan bagian nyata dari bagian khayal kita peroleh bahwa
Rx = R2C1/C3 ...(1.3)
Cx = C3R1/R2 ...(1.4)
Faktor daya (power factor, PF) dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan sebagai cosinus sudut fasa rangkaian. Dengan demikian factor daya yang tidak diketahui sama dengan PF =Rx/Xx . Untuk sudut fasa yang sangat mendekati 90◦, reaktansi hampir sama dengan impedansi dan kita dapat medekati factor daya menjadi :
PF =Rx/Xx = ωCxRx ...(1.5)
Faktor disipasi dari sebuah rangkaian seri RC didefinisikan sebagai cotangen sudut fasa dari arena itu, faktor disipasi memiliki rumus :
D =Rx/ Xx = ωCxRx ...(1.6)
Di samping itu karena kualitas sebuah kumparan didefinisikan oleh Q = XL/RL, kita peroleh bahwa factor disipasi D adalah kebalikan dari factor kualitas Q, dan berarti D = 1/Q. Faktor disispasi memberitahukan kita sesuatu mengenai kualitas sebuah kapasitor, yakni bagaimana dekatnya sudut fasa kapasitor tersebut ke nilai idealnya 90◦. Dengan memasukkan nilai Cx dalam persamaan (1.3) dan Rx dalam persamaan (1.4) kedalam bentuk factor disipasi diperoleh :
D = ωC1R1 ...(1.7)
Jika tahanan R1 dalam jembatan Schering pada gambar diatas mempunyai suatu nilai yang tetap, piringan (dial) kapasitor C1 dapat dikalibrasi langsung dalam factor disipasi D. ini merupakan hal yang biasa didalam sebuah jembatan Schering. Perhatikan bahwa suku ω muncul dalam pernyataan factor disipasi (persamaan 1.7). Tentunya ini berarti bahwa kalibrasi piringan C1 hanya berlaku untuk satu frekuensi tertentu pada mana piringan di kalibrasi. Frekuensi yang berbeda dapat digunakan asalkan dilakukan suatu koreksi, yakni dengan mengalikan pembacaan piringan C1 terhadap perbandingan dari kedua frekuensi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar